Selasa, 19 Januari 2010

Want or need to buy...

Orang butuh makan, tapi ketika ia makan di luar rumah, ia tidak hanya ingin sekedar makan, melainkan ia ingin suasana nyaman, relaks dan refreshing for the mind.

Aktivitas dan ritual makan di luar, tidak lagi ‘hanya makan’ melainkan it’s recreation of the mind - sebuah wisata rasa dan hati.

Bunda yang hari gini pasti adalah bunda-bunda super sibuk, membeli beras tidak semata-mata karena ingin keluarganya sehat. Melainkan ada keinginan dan motif emosional di situ - ia ingin menjadi Bunda yang Baik, penghargaan dan appreciation sebagai Bunda yang perhatian - yang selalu tahu what’s best for her family.

Bunda juga sangat puas bila ia bisa menjadi SuperMom - Bunda serba bisa - dengan waktu terbatas dan segudang kesibukan tiap hari, beliau ingin ada produk yang bisa memberikannya rasa memiliki 32 jam — jadi ia bisa menyelesaikan banyak hal dalam waktu yang lebih singkat. Kalau bisa, Bunda ingin ada beras yang bisa langsung ditaruh di magic jar dan dimasak lebih cepat. Tanpa harus dicuci. hehehe…

Si mbak beli outfit baru, ia mengharap bisa tampil beda. Mengharap dipandang sebagai perempuan modis, menarik, lengkap dengan atribut kepribadian yang berkaitan dengan mode baju yang ia kenakan - modis, trendi, feminin, ataukah sportif, outgoing?.. Dan so pasti, kebanyakan orang menginginkan menjadi yang ‘ter’ (terbaik, ter-menarik, ter-modis). Mereka enggan dan tidak suka ketika ‘tertangkap basah’ memakai outfit baju dan aksesoris kembar dengan orang asing yang tak mereka kenal di tempat publik.

So that’s why orang mau bayar lebih mahal hanya untuk bisa menjadi ‘beda’ dan ‘unik’. Karena itu pula, bisnis butik berpeluang lebih sukses dan lebih mudah membuat pelanggannya datang dan kembali membeli. Tentunya dengan segmen dan target market pelanggan yang pas.

Ketika kita mulai menggarap dan mencari tahu celah “How To” market produk kita, merancang produk kita sesuai selera pelanggan, mungkin kita perlu mulai lebih banyak fokus pada “the want” dan lebih sedikit “the Need”. Want bersifat lebih emosional, sementara Need bersifat logis. Mayoritas kita membuat keputusan terakhir dalam memilih produk, lebih sering dipengaruhi emosi daripada kebutuhan.

Untuk berinovasi memberikan layanan yang lebih dengan competitive value dan advantage bagi pelanggan, kita perlu fokus ekstra pada konteks “wants” dari customers yang berkaitan dengan produk kita, dan bukannya terkungkung hanya pada apa yang dibutuhkan pelanggan. Fokus memahami customers wants - memberikan insights perilaku konsumen - bahan baku senjata marketing untuk tampil unik dan unggul di hadapan pesaing.

Need is important. But Want is vitally more important:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar